Senin, 28 Februari 2011

“KISAH CINTA”


Mungkin kalau mengingat dulu, mustahil bisa bersamanya hingga kini. Pertama kali melihatnya dan mengenalnya entah mengapa seperti ada rasa yang berbeda di bandingkan mengenal teman-teman yang lain sebut saja iaa dengan panggilan dinda. Pada suatu hari di dalam ruangan kelas, kala itu ia maju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosen waktu itu, memang waktu itu terjadi kejadian yang sangat mengejutkan teman-teman sekelas termasuk saya. Setelah ia selesai mengerjakan tugas, ia pun berbalik badan untuk bergegas kembali ke tempat duduknya, ternyata kaki kikrinya terjepit di papan tempat ia berpijak, karena waktu itu papan tulis terlalu tinggi sehingga menggunakan tangga yang terbuat dari papan untuk menjangkaunya. Sehabis kakinya terjepit diselah-selah papan ia pun nyaris terjatuh tapi untungnya tidak sampai terjatuh. Dari sanalah iaa menarik perhatian saya dan saya pun terus memperhatikan dia, mulai ada getar-getar cinta di hati saya.
Beberapa hari kemudian, saya terus memperhatikan dia tapi entah ia memperhatikan saya atau tidak, setiap ia berada di dalam ruangan dan saya diluar ruangan saya selalu melihat dia sesekali waktu saya sedang memperhatikan dia, ia pun menoleh ke saya dan saling menatap waktu itu. Pada saat saya ingin mendekati dia, tetapi sayang seribu sayang pada saat itu iaa sedang dekat dengan teman saya sebut saja dia anto, dan saya memutuskan untuk mengalah demi kebahagiaan teman saya dan dia, pada waktu itu saya melihat ia sedang berduaan dengan anto itu disebuah minimarket dekat kampus, begitu saya melihatnya tiba-tiba perasaan saya benar-benar cemburu melihatnya, entah mengapa saya bisa merasakan perasaan itu, padahal pada saat itu saya dan dia tidak memiliki hubungan apa-apa, mungkin saya mengenal dia tapi dia tidak mengenal saya.
Pada saat itu mereka semakin dekat, saya pun sangat sedih melihatnya. Mungkin di balik senyuman dan tawa saya tersimpan sedih yang teramat dalam, tapi saya harus tetap tegar menghadapinya. Melihat dia berbahagia saya pun ikut bahagia melihatnya, ada pepatah “Cinta itu tidak harus saling memiliki”. Dan akhirnya mereka pun berpacaran, dan saya pun sempet syok mendengarnya, tapi tak apalah asal masih bisa melihatnya tersenyum saya pun bahagia melihatnya walaupun dia tidak bersama saya. Saya hanya bisa melihat iaa dari kejauhan, pada saat itu memang benar-benar saya tidak tertarik kepada wanita lain selain dia. Hari-hari yang sangat berat bagi saya melihat iaa bersamanya, tapi saya harus bersabar menghadapinya.
Dan alhasil entah mengapa mereka berpisah, mungkin karena ketidakcocokan di antara mereka, saya tidak tahu. Pada saat status ia sendiri, saya pun tidak langsung dekat dengannya, saya ingin mengetahui tingkah laku ia lebih jauh, saya tidak ingin gagal lagi dalam menjalin hubungan. Tapi sayang ia tidak merespon saya. Lambat laun berjalan seperti itu, tidak ada kemajuan apa-apa dari hubungan saya dan dia.

Pada saat menjelang tahun baru saya dan teman-teman tingkat satu saya memutuskan untuk merayakan tahun baru dipantai anyer, dan pada saat itu teman lama saya yang bernama Nita (ia seorang wanita) ia ingin ikut merayakan malam tahun baru bersama saya dan teman-teman, dan ia pun mengajak 3 temannya juga. Dan dari salah satu temannya itu membuat saya tertarik dengannya, temannya itu berboncengan bersama saya, waktu itu kita touring menggunakan motor dan mobil, motor sebanyak 10 unit dan mobil 1 unit. Mungkin karena perjalanan yang ditempuh sekitar 7jam, dan mungkin karena kita lama di jalan dan satu motor, dari situ lah saya mulai tertarik dengan salah satu teman nita yang saya boncengi sebut saja sari. Dan setelah tahun baru itu,Karena tidak ada kejelasan hubungan dengan dinda saya pun dekat dengan temannya nita itu, mungkin pada saat saya dekat dengan sari, ada suatu kejadian yang saya rasa si dinda mempunyai perasaan terhadap saya, ada kejadian yang membuat saya yakin, kala itu kami sedang berlibur bersama teman-teman kelas, pada saat itu entah mengapa kita berdua bercanda-canda yang begitu mesra dan mantanya dinda melihatnya dan ia pun sedikit jealous, maybe. Diselah kita berdua sedang bercanda sari menelepon saya, dan saya pun mengangkat telepon dari dia, dan saya meninggalkan dinda yang saat itu kami sedang bercanda guraw. Sehabis saya menerima telepon dari sari, sayapun menghampiri dinda untuk melanjutkan canda tawa diantara kita, namun apa yang terjadi diluar dugaan saya, sikap dan sifat ia langsung berubah derastis terhadap saya, sebelum saya menerima tlp dari sari, sikap ia terhadap saya sangat hangat sekali, tetapi sehabis saya menerima tlp dari sari sikap dia begitu dingin sekali terhadap saya. Dari situ saya berfikir apakah ia memiliki perasaan terhadap saya??. Setelah pulang dari sana saya masih terus bertanya-tanya apakah dia memiliki perasaa terhadap saya, tetapi masih saja seperti dulu, dinda masih biasa-biasa terhadap saya.
Dan saya pun menjalin hubungan kepada sari, tanpa ada rasa apa-apa terhadapnya, hanya merasa enak aj di ajak bicara dan mungkin karena pas waktu kita merayakan malam tahun baru itu,dan saya pun menjalin hubungan kepada sari, tapi selama saya menjalin hubungan terhadap sari, saya selalu bercerita tentang dinda, sampai suatu saat sari marah kepada saya karena selalu menceritakan tentang dinda. suatu hari saya bermain kerumah sari, dinda pun sms saya, iaa bertanya “lg dimana lo zal??”, dan saya pun menjawab “lg drmh, tumben sms, ada apa neg din?” sedikit berbohong demi kebaikan,hahaa. Lalu dinda bertanya “lo cerita ap aja sama icha??” icha itu teman saya dan saya menganggap ia sebagai sister saya, memang saya selalu cerita tentang dinda terhadap icha, dan icha pun tau kalau saya mempunyai perasaan terhadap dinda. Dan saya menjawab pertanyaan dinda “icha? Cerita tentang lo”, trus dinda bertanya lagi “cerita apa lo tentang gw?”, saya menjawab “mau tau aj”.
Mungkin dari sanalah perjalanan kisah saya dan dinda berjalan. Malam harinya dinda sms saya, dan keesokannya pun kita bertemu dikampus, tetapi ia masih saja seperti dulu yang tidak merespon saya, tapi malam harinya ia sms saya lagi, ia pun mengirim sms ke saya “cie cie izal udah punya cewe toh? Baru tau gw”.
“tau dari mana din?”, sayapun membalas.
“dari FB lo”, langsung membalas sms saya.
“iaa, abis kalu sama lo, mana mau lo sama gw?”, sambil malu-malu saya membalas smsnya.
“gw mau kok, siapa juga yang gg mau sm lo?”, sentak perasaan saya sangat gembira, lalu saya melanjutkan membaca smsnya “tapi, sayang lo udah punya cewe”.
“hah!, serius lo mau sama gw??” sambil terkejut saya membalas smsnya.
“iaa serius!, tapi lo kan punya cewe, trus bagaimana donk?”, iaa pun membalas.
“yaudah, kasih waktu gw 1 minggu untuk mutusin sari”, saya membalas sms dia dengan spontan.
Dan berlanjut lah sms-smsan tersebut hingga tak terasa sudah larut malam, dan kami berdua memutuskan untuk tidur dan bertemu di kampus keesokan harinya. Keesokan harinya, setiba saya dikampus ternyata ia sudah berada didepan ruangan kelas, dan saya pun tiba dilorong menuju ruangan, dan sesampainya didekat ruangan ternyata dosen yang mengajar belum datang, dan saya pun ingin duduk dilantai sambil menghampiri teman-teman saya, ketika saya menoleh ketempat anak-anak cewe duduk ngumpul, tiba-tiba dinda pun sengaja menolehkan kepalanya kearah saya seakan ingin memberi isyarat bahwa ia ingin menyapa saya, dan baru pertama kali ia memberi senyuman kepada saya, saya takan pernah lupa dengan senyumanya itu sangat indah nan menawan.
Tapi walaupun saya sudah dekat, saya masih menjaga jarak terhadapnya, tidak tahu mengapa saya masih gerogi di dekatnya, jantung saya berdetak keras ketika pertama kali dekat dirinya, mungkin getar-getaran cintanya semakin keras, maybe. Mungkin, karena saya yang kurang berani untuk deketin dia, sampai-sampai ia pun merasa jenuh karena saya tak kunjung juga dekat dengannya. Tak lama saya berdekatan dengan dinda, saya pun menyudahi hubungan saya dengan sari, sampai sari pun merasa sedih saya menyudahi hubungannya dengan sepihak, itu semua saya lakukan untuk dinda, sampai sebesar itu saya mengorbankan orang yang sayang sama saya demi dinda. Dan pada saat itu saya pun langsung sms dinda untuk memberi kabar tersebut, dan respon ia sangat senang.
Akhirnya saya sudah tidak terikat hubungan dengan siapa-siapa, sayapun terus mendekati dinda, tepat 1 minggu saya berpisah dengan sari sayapun mengajak dinda ngedate untuk pertama kalinya, saya mengajak ia nonton diblok M dan pada saat itu saya sangat senang tiada tara. Saya memacu sepeda motor saya dengan sangat percaya diri untuk menjemputnya, tapi saya tidak menjemput nya dirumah, melainkan kita janjian dihalte depan sebuah mall daerah Jakarta Selatan dekat stasiun Kalibata. Saat itu saya benar-benar gembira bisa ngedate bersamanya, benar-benar tidak menyangka sama sekali, yang dulu hanya bisa melihat dari jarak kejauhan tapi kali itu, ia benar-benar berada dihadapan saya.
Dan kami pun tiba ditujuan, dengan rasa malu-malu kami pun berjalan berbarengan dan kami pun menonton sebuah film It’s Complicate, disetengah film tersebut saya mencoba memegang tangannya, setelah ia menoleh ke saya dan melihat kedua mata saya, pada waktu itu kita saling memandang satu sama lain, lalu saya mengatakan “din, mau gg kamu jadi cewe saya?”, ia pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja, dan saya pun bertanya kedua kalinya dengan pertanyaan yang sama, ia pun menjawab dengan malu-malu “iaa, aq mau jd pacar qm”. Sentak saya pada saat itu sangat bahagia tiada tara, saya amat teramat senang mendengar hal tersebut.

Akhirnya kami berdua menjalin hubungan seperti sepasang kekasih (saik dah kata-katanya), tapi tidak hanya sampai situ saja pengorbanan yang saya lalui, di saat kami menjalin hubungan dan teman-teman sekelas mengetahuinya bahwa saya sudah menjalin hubungan dengan dinda, ada yang senang dan mungkin ada yang tidak suka dengan hubungan kita berdua, maklum dalam segala hal pasti saja ada pro dan kontra.
Sampai-sampai ada saja sindir-sindiran seperti “main tikung-tikungan ni jadinya”, saya sih faham ap yang dimaksud, mungkin mereka berfikir saya mendapatkan dinda dengan cara merebut dia dari anto, maklum anto itu teman sekelas saya dan juga dinda.
Mungkin kalu sekali dua kali di sindir-sindir seperti itu yaa ad batas kesabarannya juga saya, tapi berkat dinda yang bilang ke saya “sabar aj yaa”, dan saya berusaha sabar. Padahal teman-teman sekelas saya tahu kalau dinda dan anto sudah lama tidak berhubungan, tapi lambat laun mereka juga menyadari kalau kita berdua saling menyangi.
Tapi setelah itu datang lagi masalah dari mantan saya si sari, ia meneror dinda dan saya, sampai-sampai ia bercerita ke teman-teman tingkat 1 saya, memang mereka sudah akrab satu sama lain, setelah sari cerita terhadap teman-teman tingkat 1 saya, pas saya datang kebasecamp tempat teman tingkat 1 berkumpul, itu suasananya sangat dingin sekali tingkah lakunya terhadap saya, sampai-sampai ada seorang teman saya, padahal saya cuma membuat kesalahan kecil, tiba-tiba ia ngotot ke saya, saya tanggepi dengan kepala dingin saja. Sambil mencari tahu ada apa sebenarnya terjadi sampai teman-teman tingkat 1 saya seperti itu, dan akhirnya saya tau bahwa sari bercertia yang tidak-tidak ke teman-teman saya, saya hanya diam saja dan sedikit menjauh dari mereka. Mungkin itu suatu pengorbanan buat dinda, saya rela kehilangan teman-teman saya untuk dia, dia juga pernah melontarkan kata-kata “dia rela mundur demi saya, supaya saya dan teman-teman saya akur lagi”, dan saya menjelaskan bahwa ini tidak ada sangkut pautnya sm dia, dan akhirnya saya di jauhi teman-teman tingkat 1 saya, yaa lumayan lama juga sih tidak bermain dan ngumpul-ngumpul bersama mereka lagi. Tapi mereka sadar apa yang dikatakan sari itu banyak yang dilebih-lebihkan dan tidak pada kejadian sebenarnya. Dan mereka pun lambat laun kembali dekat terhadap saya.
Mungkin bukan hanya itu saja cobaan demi cobaan yang saya lalui bersamanya, mungkin banyak cobaan yang timbul dari diri kita masing-masing, dari ke’egoan kita masing-masing, dari cemburuan kita terhadap pasangan, dari perbedaan dalam pola fikir, tapi itu semua Alhamdulillah bisa kita lalui berdua, walaupun terkadang sampai menumpahkan air mata, tapi itu lah perjalanan cinta, terkadang senang, sedih, kecewa, marah, benci, kesel jadi satu. Tapi mungkin itu sebagai bumbu penyedap dalam hubungan kami, tanpa itu semua hubungan kami mungkin terasa hampa. Dan sampai saat ini semua cobaan, masalah yang kami lalui berdua akhirnya bisa kami atasi semua, banyak do’a dari teman-teman semoga kami langgeng dan jadi suami-istri (amin… maunya gw) mungkin juga do’a dari orang tua kami supaya kami bisa mejalani hubungan ini dengan baik. Semoga kedepannnya kami bisa menghadapi semua cobaan bersama, susah senang bersama dan kami pun hidup bahagia.
AMIN….

THE END