Jumat, 06 Mei 2011

Sepatu Saya Hilang


Ketika itu saya sedang berjalan bersama teman-teman disebuah pusat perbelanjaan didaerah Depok, kala itu saya melihat beraneka ragam barang-barang yang disajikan di toko-toko dipusat perbelanjaan tersebut. Saya dan teman-teman hanya sekedar melihat-lihat barang-barang yang ada disana, sebut saja barang-barang itu ialah baju, celana, jaket, dan sepatu. Ketika kami memasuki sebuah toko sport yang menjual bermacam-macam merk-merk produk sport sebut saja seperti Adiddas, Nike, Puma, Diadora, Converse, dll.
Setelah kami masuk kedalam toko tersebut, saya langsung menuju tempat sepatu yang dipajang didalam toko tersebut, dan saya langsung tertarik dengan sebuah sepatu yang berada disana sepatu itu sangat bagus menurut saya. Model yang sangat simpel dan tidak norak serta perpaduan warna yang sangat menarik sekali membuat saya sangat ingin sekali memilikinya, tetapi pada saat saya melihat harganya yang sangat membuat saya terkejut dan pada waktu itu saya membawa uang tapi karena harga sepatu tersebut cukup mahal dan uang saya tidak cukup saya pun memutuskan untuk tidak jadi membeli sepatu tersebut pada waktu itu.
Tetapi karena saya sangat menginginkan sepatu tersebut dan saya harus mendapatkannya, saya pun memutuskan untuk mengumpulkan uang jajan saya, seperti pribahasa yg sering kita dengar “Sedikit-Sedikit Lama-Lama Menjadi Bukit”. Seperak demi seperak saya mengumpulkan uang jajan saya. Pada suatu hari uang jajan yang saya kumpulkan sudah mencukupi untuk membeli sepatu tersebut, dengan penuh semangat saya memacu sepedah motor saya kembali ke toko itu, tetapi dengan hati yang agak gelisah karena takut sepatu tersebut sudah tidak ada lagi stoknya.
Saya pun tiba di toko tersebut dan langsung mencari barang yang saya inginkan, dan akhirnya saya pun menemukan sepatu tersebut. Saya pun langsung memanggil pelayan yang berada ditoko tersebut untuk menanyakan ukuran sepatu tersebut yang masih tersedia ukuran berapa saja ternyata ukuran yang tersedia ialah ukuran 40 sampai 47, dan ukuran saya 43. Pelayan tersebut pergi kedalam gudang untuk mengambil sepatu dengan ukuran 43, lalu pelayan itu pun memberi sepatu itu kepada saya. Tanpa basa-basi saya pun langsung menuju kasir untuk membayar sepatu tersebut.
Dan tiba lah saya dirumah, saya pun sangat senang karena mendapatkan apa yang saya sangat inginkan, setelah sekian lama saya menginginkan sapatu tersebut akhirnya saya mendapatkan juga. Dan ke esokan harinya yaitu hari senin, saya pun menggunakan sepatu baru saya untuk kuliah, memang pada waktu itu jadwal kuliah saya adalah praktikum. Saya pun dengan sangat senang menggunakan sepatu itu memacu sepeda motor saya menuju kampus, dan tibalah saya dikampus. Dengan langkah yang sangat semangat saya pun menuju ketempat teman-teman saya berkumpul, lalu setelah saya menyapa teman-teman yang sedang berkumpul, saya pun pergi ketempat rental komputer untuk mengeprint tugas praktikum, saya pun pergi ke tempat rental komputer tersebut bersama teman saya, sebut saja ia Aan.
Tibalah saya bersama aan ke tempat rental komputer tersebut, ketika ingin masuk kedalam ada tuliskan alas kaki harap dilepas, ketika saya membaca peraturan tersebut agak sedikit ragu untuk melepaskan sepatu baru saya tersebut. Tapi karena peraturan yang sudah diberlakukan di tempat itu, saya pun melepaskan sepatu saya itu dan berfikir “saya tidak lama ini berada di dalam, hanya ingin ngeprint”. Tidak lama juga saya berada didalam rental tersebut tidak sampai 5 menit, dan saya pun membayar hasil print, dan beranjak untuk mengambil sepatu saya yang saya letakkan diluar rental tersebut.
Dengan sangat terkejut ketika saya melihat tempat dimana saya menaro sepatu saya, ternyata sepatu saya sudah tidak ada, dengan rasa penasaran saya masih mencari disekeliling tempat warnet tersebut dan ternyata benar-benar tidak ada, dengan rasa kesal dan marah saya pun menghampiri si penjaga rental tersebut untuk mentanyakan tentang sepatu saya itu, apakah ia memindahkannya atau tidak dan apa bila ia tidak memindahkannya lalu kemana sepatu saya???

Dan percakapan itu pun terjadi
Saya : “mass, liat sepatu saya gg yang saya taro sini?!”
Sang Penjaga : “saya tidak melihat, coba d’cari lagi!!”
Saya pun mencari di setiap pelosok rental tersebut dan memang ternyata sepatu saya benar-benar tidak ada, saya pun sangat kesal karena sepatu saya hilang, dengan penuh amarah saya pun menghampiri si penjaga itu.
Saya : “saya sudah mencari dimana-mana tapi tetap gg ad mas, mungkin mas td liat ad yg mengambil atau memakai sepatu saya??”
Dengan sedikit nyolot penjaga itu pun bilang...
Penjaga : “kalu mas naro sepatu di situ yaa pasti ada disitu, saya gg tau”
Dengan sedikit kesal saya pun menjawab...
Saya : “yaa emang gg ada mas.. mas gimana si kuq enak aj bilang gg tau gitu aj??.. saya juga sudah mematuhi peraturan yang tertulis disini yang tertulis ‘harap lepas alas kaki’.. kalu mas membuat peraturan itu, harus ada tanggung jawab donk dari pihak sini..
Penjaga : “yaa saya gg tau mas”
Saya pun tetap meminta pertanggung jawaban dari pihak rental
Saya : “yaa saya gg mau tau, saya melepas sepatu saya juga karena ad peraturan itu, klu mas gg mau tanggung jawab jgn buat peraturan seperti itu, itu sama saja penipuan, mas bikin peraturan menyuruh melepas sepatu dan pas sepatu itu hilang, mas lepas tangan gg mau bertanggung jawab!!!”
Penjaga itu pun mulai naik darah
Penjaga : “yaa namanya hilang yaa sudah hilang, mas jangan ngotot disini, yang punya rental sini ad kenalan orang kampus. Jadi misalkan mas msh ngotot, saya minta nama, NPM, dan Kelas mas. Dan mas bisa dikeluarkan dr kampus ini”
Darah saya pun mulai mendidih
Saya : “mas, gg usah mengancam saya. Tante saya juga dosen d’kampus kuq”
Penjaga pun terdiam, dan saya melanjutkan pembicaraan
Saya : “jadi maunya gmn mas??? Mau di bikin ribet ap engga???”
Penjaga : “dibikin ribet??? Maksud’a??? Mas jangan ngancem saya yaa, yg punya rental ini banyak kenalannya. Yaa klu mau dibikin ribet yaa it’s oke”
Saya : “oke nanti siang saya datang kesini lagi, saya minta nanti siang sepatu saya sudah ad disini”
Penjaga itu pun tersenyum, mungkin ia fikir saya Cuma OMDO (Omong Doank)
Dan saya pun masuk kelas praktikum, sesudah praktikum selesai saya pun masih merasa kesal akan kelakuan si penjaga rental itu rasa nya ingin memukul wajahnya saja. Sejenak duduk bersama teman-teman saya pun berfikir, siapa yang saya bawa ke tempat rental tersebut. Dan akhirnya saya mengingat seseorang, beliau adalah seorang INTEL kepolisian dan beliau belum lama ini habis menangkap gembong narkoba yang berada di daerah stasiun depok lama. Saya menyebut beliau bang Moan.
Saya pun langsung menelepon beliau
Saya : “Asalamuallaikum bang...”
Bang Moan : “Walaikum sallam.. siapa nii???”
Saya : “ Rizal bang”
Bang Moan : “ oohh izal, kenapa zal??”
Saya : “lagi ngapain bang?? Izal ganggu gg??”
Bang Moan : “baru bangun tidur zal, ada ap nih??”
Maklum tugas INTEL itu berkeliaran dimalam hari, jadi siang untuk malam dan malam untuk siang
Saya : “gini bang, sepatu izal ilang dirental, nah pas izal mau minta tanggung jawab dari pihak rental, pihak rentalnya gg mau taggung jawab, malah sempet ngancem izal juga, bang Moan bisa kesini??”
Bang Moan : “ooh gitu, yaudah kasih tau alamatnya nt abang kesana”
Saya pun memberikan alamat rental tersebut pada bang Moan, dan tak lama kemudian bang Moan pun tiba di kampus saya.
Bang Moan : “dimana zal?? Abang udah sampe neg di depan kampus”
Saya : “izal d’kampus bang, iya izal nt kedepan kampus”
Dan kami pun bertemu didepan kampus, saya pun bersama bang moan dan aan teman saya menuju tempat rental itu, dan tiba lah kami di rental tersebut. saya pun mengenal kan bang moan kepada penjaga itu dan saya menceritakan kronologis pristiwa yang terjadi sebenarnya. Dan mulai lah adu mulut antara bang moan dan penjaga itu, saya dan aan hanya terdiam dan menonton mereka adu mulut. Heheee 
Bang Moan : “gw denger sepatu ade gw ilang disini??”
Penjaga : “iya kaya nya dy naro sepatu dsini dan pas ia mau pulang sepatunya tidak ada”
Bang Moan : “tapi gw denger lo ngancem2 ade gw?? Supaya dy dikeluarin dari kampus dan lo ngajakin dy ribet??”
Penjaga : “ooh, saya gg takut kalu mas mau bikin ribet karena yang punya rental ini banyak relasi dari polisi hingga pengacara”
Si penjaga itu engga tau kalu bang moan itu seorang INTEL, bang moan yang mendengar itu hanya bisa tersenyum saja.

(sambil mengeluarkan lencana INTELnya dia berbicara)
Bang Moan : “jadi lo mau bikin ribet neg??”
Si penjaga itu pun mulai ketakutan dan hanya diam, dan bang moan melanjutkan pembicaraannya
Bang Moan : “yaudah, lo telepon bos lo suruh dateng kesini sekarang, klu engga rental ini bisa gw tutup”
Dengan wajah yang pucat penjaga itu pun menelepon bos nya, dan memaksa bos nya untuk datang ke rental tersebut. Dan penjaganya pun menceritakan kronologisnya kepada sang bos, dan bilang bahwa di rental itu sudah ada bang moan yg seorang INTEL. Dan entah mengapa setelah sekian lama kami menunggu kedatangan sang bos rental itu ternyata tidak kunjung muncul batang idungnya d’rental tersebut. Dan sang penjaga pun terus menerus menghubungi bos nya, dan akhir nya sang bos itu pun tidak datang dan si bos itu lepas tangan begitu saja, sehingga menyerahkan masalah ini kepada sang penjaga. Dengan wajah yang ketakutan karena sedikit dincam sama bang moan, akhir nya penjaga itu pun ingin bertanggung jawab dan penjaga itu hanya memberikan uang kepada saya, memang jumblahnya tidak sepadan dengan harga sepatu tersebut, tetapi saya tidak melihat nominalnya tetapi yg saya lihat adalah bagaimana penjaga itu bertanggung jawab. Mungkin ini pembelajaran untuk saya dan juga penjaga rental itu supaya lebih berhati-hati. Seperti kata bang napi “kejahatan terjadi karena adanya kesempatan.. makanya waspadalah waspadalah”. Dan akhirnya kami pun berdamai itu karena jasa bang moan kepada saya. Mungkin ini bukan yang pertama kali kejadian kehilangan di rental tersebut, tetapi karena mungkin Cuma saya yang membawa kasus ini sampai seorang INTEL datang ke rental tersebut. Karena saya tidak suka diangap remeh dan dianggap hanya omong kosong, tapi yg saya bicarakan bisa saya tanggung jawabkan.


TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar